Assalamualaikum..
Dear
Bidadari Dunia,
Dikejauhan
ini, aku sedang merangkai aksara untukmu, aku sadar betul rangkaian aksara ini
tak mampu menggambarkan sosokmu secara utuh namun izinkan aku berbagi syukur
atas hadirnya dirimu dalam kehidupanku. Surat ini ku dedikasikan khusus untukmu
wahai wanita akhir zaman yang berhati lembut serta parasnya begitu menyejukan.
Murrobiku,
hari ini aku sedang mengenang kisah antara aku denganmu, kisah perjalanan
panjang dalam mengenal Tuhanku dan Tuhanmu. Bagiku ini adalah perjalanan yang
sangat menggetarkan jiwa dan ragaku.
Pertemuanku
denganmu bukan sekedar kebetulan semata, aku sangat yakin ini semua atas
izinNya. Allah lah yang merencanakan skenario ini sehingga takdirnya begitu
terasa indah, bahkan sangat indah karena aku dipertemukan denganmu.
Jika
ku mengulang memori saat itu, saat pertemuan pertamaku denganmu dapat ku katakan
bahwa pertemuan kita adalah pertemuan "istimewa". Mengapa demikian?
ya, karena aku menyaksikan pancaran ketulusanmu. Hingga sangat terasa saat itu
jantungku berdetak lebih kencang.
Murrobiku,
aku ingat betul saat pertemuan “istimewa” kita, engkau membimbingku mengenal
Tuhanku, saat engkau mengenalkanku akan sunah-sunah Rosul Muhammad, saat engkau
menggetarkan jantungku dengan lantunan ayat suci Al Quran, saat engkau
mengajarkanku tentang syariat, saat engkau mengenalkanku akan nikmatnya
berislam, saat engkau menggenggam tanganku untuk merasakan indahnya ukhuwah,
saat engkau menceritakan padaku tentang SyurgaNya, saat engkau menyampaikan
tausiyah yang begitu menyejukan batinku, saat engkau mengajakku untuk berbuat
kebaikan, saat engkau mengevaluasi ibada-ibadah yaumiyahku, saat engkau
menegurku disaat lalai, saat engkau meminjamkan pundakmu untuk berkeluh kesah
atas penatku, saat engkau bersabar menghadapi tingkah nakalku, dan saat engkau
menyuguhkan makanan favoritku “gorengan”. Tak dapat kujabarkan lagi tentangmu,
karena engkau sudah terletak di tempat terdalam yang bernama hati.
Dibalik kibaran jilbabmu, engkau
terlihat mempesona. Walau tanpa make up bagiku inilah yang dinamakan kecantikan
sejati, karena kesholihan dan keistiqomahanmu. Bahkan setelah pertemuan kita, aku
selalu bercita-cita ingin sepertimu, senantiasa mengajak kepada kebaikan dan
mendekat kepada Tuhan. Hatiku selalu berkata “aku harus jadi Murrobi”. Pernah
aku terperangkap dengan kebaikan-kebaikan yang engkau lantunkan, nyatanya ini
bukan rekayasa namun memang benar alamiah datang dari lubuk hatimu. Magic engkau
bukan pesulap yang mampu dengan sekejap merubah pola pikir dan tingkahku tapi
satu kuncinya hanya dengan “kesabaran, keikhlasan, dan kelembutanmu” hingga kau
mampu merubahku. Luar biasa!!, aku merasakan nikmatnya tarbiyah, memang benar
adanya bahwa “Tarbiyah bukan segala-galanya tapi segala-galanya dimulai dari
tarbiyah”. Dengan tarbiyah ini aku belajar dan berusaha untuk menjadi pribadi
yang lebih baik lagi serta peka terhadap kondisi umat. Seperti apa yang selalu
engkau lontarkan “jangan pernah sholeh sendirian”, kata-kata itu yang selalu terekam dalam
memori otakku.
Murrobiku, aku selalu bersyukur padaNya
atas nikmat ini, ya nikmat pertemuanku denganmu. Aku selalu mengingatmu dalam
setiap Robitohku, Aku selalu berharap agar Allah senantiasa mendekapmu erat dan
menjagamu ketat.
Murrobiku, aku sangat yakin bukan saja
aku yang merasakan indahnya bertemu denganmu. Tapi keempat sahabatku juga
tentunya merasakan hal yang sama sepertiku. Aku bersyukur masih dapat
bergenggaman denganmu juga sahabat dalam “lingkaran duduk” dan pertemuan
“istimewa” kita. Bahkan benar adanya “ikatan aqidah lebih kuat dari pada ikatan
sedarah”, amazing aku merasakan itu!.
Lalu
pantaskah aku memanggilmu bidadari dunia? tentu saja jawabannya Ya, bukan tanpa
alasan tapi aku punya beribu alasan untuk memanggilmu sebagai bidadari dunia. Bidadari
Dunia engkaulah murrobiku, engkaulah guru spiritualku, dan engkaulah teman
dalam istiqomahku.
Terima kasih atas segalanya, semoga
Allah terus menjaga kita dalam kebaikan dan mempertemukan kita kembali dalam JannahNya.
Hingga kita mampu tilawah bersama dihamparan permadani syurgaNya. Ya, inilah
cita-citaku. Aamiin
Maaf atas segala tingkah “aneh” ku
selama kita berinteraksi, maaf atas segala khilafku yang kadang tak peka
terhadap kondisimu, maaf atas perubahan diriku yang mungkin masih sangat jauh
dari sempurna dan harapanmu. Tapi
yakinlah aku sedang belajar bagaimana bisa menjadi sepertimu, dan sungguh aku
menyanyangimu karena Allah.
Ini bukan sekedar kata semata, tapi
kutulis sebagai persembahan terima kasihku padamu. Tak bisa ku memberi balasan
yang serupa namun aku sangat yakin syurgaNya lah sebagai jaminan atas
kebaikanmu. Aku menangis ketika merangkai kata-kata ini, surat khusus untukmu
bidadari dunia. Itulah alasan mengapa aku memanggilmu bidadari dunia karena
engkau pantas mendapatkan gelar itu.
Semoga Allah senantiasa memberkahi
kehidupanmu dan melipat gandakan pahala untuk setiap kebaikanmu.. aamiin
Wassalamualaikum
Muridmu,
Liawati Anakumi
*Murobi dalam bahasa sehari-hari bisa disebut juga dengan guru.
Persembahan terbaik untuk murobiku sekaligus guru spiritualku. Happy Teachers Day, Semoga Allah limpahkan keberkahan untukmu dan semoga pahala kebaikan untukmu terus mengalir hingga ke SyurgaNya. Aamiin
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih sudah mau mampir di Blog ALmasyuq, untuk menjalin silaturahim dan saling kunjung silahkan tinggalkan jejak blogger di komentar ini.. thankiu. Selamat Berkarya Blogger Indonesia!!