Terapi Konseling Anak Korban Gunung Merapi, GOR Jogjakarta

Anak-anak seperti pelangi ditengah pekatnya awan hitam, keceriaan mereka sangat menginspirasi disetiap kondisi. Tawa dan canda selalu terpancar diwajah mereka walau musibah sedang mengahadang.

​Kegiatan ini saya lakukan ketika musibah melanda Kota Pelajar “meletusnya Gunung Merapi”. Saat itu saya bersama satu orang teman saya memiliki tekad yang sangat kuat untuk datang menemui para korban terutama anak-anak. Dengan modal finansial yang pas-pasan dan modal kenakadan yang kuat akhirnya kami berdua memutuskan untuk tetap ke jogja menemui korban bencana. Dalam hati kami sangat yakin pasti selalu ada pertolongan Allah untuk hambaNya yang berusaha untuk berniat baik, hanya keyakinan itu yang kami pegang dan akhirnya kamipun sampai juga ditempat tujuan selama mengarungi 14 jam perjalanan.

​Saat itu pertama kalinya kami memberikan terapi yang pernah kami pelajari secara teori dibangku perkuliahan. Antusias anak-anak sangat membuat kami terharu, terlihat keceriaan pada wajah mereka. Banyak yang bercerita tentang kondisi yang mereka alami ketika terjadi bencana meletusnya gunung merapi, ada rasa bahagia dari wajah mereka ketika mereka memakai seragam sekolah yang diberikan para donatur. Ada tangis dalam hati ketika mendengarkan ketegaran mereka. Luar biasa..

​Keunikan mereka membuat saya banyak belajar dan bersyukur tentang hidup, mereka yang sedang dalam kondisi seperti itu tidak pernah mengeluh tetapi ada 2 pertanyaan yang terlontar dari bibir mereka, yaitu

“kak rumahku bisa kembali kaya dulu lagi atau ga ya?”

“kak aku bisa sekolah lagi atau ga ya?”

Pertanyaan itu yang mereka lontarkan pada kami, kami hanya tersenyum seraya memberi penguatan “insya Allah semua akan kembali seperti dulu, kamu bisa sekolah lagi dan punya rumah yang baru dan bagus”

Ternyata ditengah musibah yang melanda, mereka sangat rindu rumah dan sekolah karena memang penampungan bukan tempat terbaik untuk disinggahi..

-Liawati Anakumi-